Semua Presiden Indonesia Masih Satu Keturunan-Berdasarkan penyelusuran Genealogy, ditemukan fakta yang menarik, yakni kesemua Silsilah Presiden RI ternyata memiliki keterkaitan keluarga dengan Trah Sunan Giri (Dinasti Giri Kedaton).
Mari kita perhatikan Susur Galur berikut :
1. Sunan Giri
1.1. Sunan Dalem Wetan / Zainal Abidin
1.1.1. Sunan Sedo Ing Margi / Pangeran Wiro Kesumo Cirebon
1.1.1.1. Sunan Prapen (Maulana Muhammad)
1.1.1.1.1. Sunan Kawis Guwo
1.1.1.1.1.1. Panembahan Giri
1.1.1.1.1.1.1. Nyai Anom Besari # Kyai Anom Besari
1.1.1.1.1.1.1.1. Ki Ageng Muhammad Besari
1.1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Ageng Basyariyah # Ki Ageng Basyariah / Raden Mas Bagus Harun
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Muhammad Santri # Kyai Muhammad Santri
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Ma’lum Buntoro
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Mustaram
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Ilyas
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Nafiqah # KH. Hasyim Asy’ari
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. KH. Abdul Wahid Hasyim
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur)
1.1.2. Ki Ageng Saba
1.1.2.1. Nyai Sabinah # Ki Ageng Pemanahan
1.1.2.1.1. Panembahan Senapati
1.1.2.1.1.1. Panembahan Hanyakrawati
1.1.2.1.1.1.1. Sultan Agung
1.1.2.1.1.1.1.1. Sultan Amangkurat I
1.1.2.1.1.1.1.1.1. Sunan Pakubuwono I
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Amangkurat IV
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono I (Kraton Jogja)
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono II
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono III
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.2. KGPAA Paku Alam I (Kraton Paku Alaman)
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.2. Pangeran Hario Mangkunegoro
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.2.1. KGPAA Mangkunegara I (Keraton Mangkunegara)
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.3. Sunan Pakuwono II (Keraton Surakarta)
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.3.1. Sunan Pakubuwono III
(Sumber : Sunan Giri, Pendidik yang Ahli Fiqih)
Trah Sunan Giri dan Silsilah Presiden
Melalui
penyelusuran lebih mendalam, diperoleh informasi yang mengagetkan,
bahwa ke-6 Presiden Republik Indonesia, ternyata berasal dari anak
keturunan Sunan Giri, sebagaimana terlihat pada keterangan berikut :
1. Soekarno,
adalah putera dari Raden Soekemi Sosrodiharjo. Raden Soekemi,
berdasarkan buku “Ayah Bunda Ir Sukarno”, merupakan keturunan Sultan
Hamengkubuwono II (1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1)
2. Suharto,
isterinya bernama Siti Hartinah yang merupakan keturunan dari KGPAA
Mangkunegara I (1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.2.1). Selain itu, berdasarkan buku
“Jejak Perlawanan Bengawan Pejuang”, Sumitro Djojohadikusumo menulis,
bahwa Soeharto pernah mengatakan memiliki kekerabatan dengan keluarga
Keraton, yang diduga merupakan keturunan dari Sultan Hamengkubuwono II
(1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1).
3. BJ. Habibie, Ibunya bernama
R.A. Tuti Marini Puspowardojo binti Rr. Goemoek binti Raden Ngabehi
Tjitrowardoyo, berasal dari keluarga Priyayi di Purworejo, yang diduga
kuat merupakan keturunan dari pendiri kerajaan Mataram Islam, Panembahan
Senapati (1.1.2.1.1)
4. Abdurrahman Wahid (GUSDUR), terhitung sebagai keturunan ke-8 dari Ki Ageng Muhammad Besari (1.1.1.1.1.1.1.1.)
5.
Megawati Sukarnoputri, puteri Presiden Pertama Sukarno, merupakan
keturunan Sultan Hamengkubuwono II (1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1)
6. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),
putera dari Raden Soekotjo, beliau adalah keturunan dari Nyai Ageng
Ibnu Umar binti Ki Ageng Muhammad Besari (1.1.1.1.1.1.1.1.)
Giri Kedaton, Khilafah di bumi Nusantara
Giri
Kedaton lebih mirip sebuah “Kerajaan”, yang di dalam kehidupan
kesehariannya diatur dengan menggunakan hukum Syariah Islam. Berada di
daerah Gresik, Jawa Timur pada sekitar abad ke-15 sampai 17. Kerajaan
ini pernah berjaya sebagai Pusat Khilafah Islam, yang pengaruhnya bahkan
sampai menyebar ke daerah Maluku.
Pesantren Giri Kedaton
didirikan oleh Raden Paku (Sunan Giri), pada sekitar tahun 1487.
Murid-murid Giri Kedaton berdatangan dari segala penjuru, bahkan dari
Ternate, mereka berasal dari berbagai kalangan tidak hanya kalangan
rakyat kecil, namun juga para pangeran dan bangsawan.
Giri
Kedaton mengalami puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sunan Prapen
tahun 1548-1605, saat itu Giri tidak hanya sekadar sekolah, namun juga
menjadi “kerajaan” yang memiliki kekuatan pemerintahan.
Misalnya,
Sunan Prapen dikisahkan menjadi pelantik Sultan Adiwijaya raja Pajang.
Ia juga menjadi mediator pertemuan antara Sultan Adiwijaya dengan para
bupati Jawa Timur tahun 1568. Dalam pertemuan itu, para bupati Jawa
Timur sepakat mengakui kekuasaan Pajang sebagai kelanjutan Kesultanan
Demak. Sunan Prapen juga menjadi juru damai peperangan antara Panembahan
Senopati (Mataram) dengan Jayalengkara (Bupati Surabaya tahun 1588).
Tidak
hanya itu, Sunan Prapen hampir selalu menjadi pelantik setiap ada raja
Islam yang naik takhta di segenap penjuru Nusantara (Sumber : wikipedia.org.)
Kehadiran
Giri Kedaton, memberikan teladan bagi kita, bahwa penerapan syariah
bukan hal yang baru di Nusantara, dan ternyata bisa bertahan selama 200
tahun. Adanya suara-suara yang menginginkan kembali diberlakukannya
Syariah Islam, sesungguhnya sesuatu yang sangat wajar.
Hal
tersebut setidaknya disebabkan 2 faktor, yaitu Faktor Historis
(merupakan kelanjutan dari Mudzakarah Ulama se-rumpun Melayu tahun 1650,
dan juga disebabkan faktor rapuhnya sistem politik yang ada sekarang,
seperti Kapitalis dan Komunis.
suara-sxuara penerapan syariah islam itu hjanya dari sekelompok kecil yg radikal. Sunan Giri juga hanya seoreang ulama dan pernah diperangi oleh raja Mataram dan kalah. Kita hidup di abad ke 21, bukan abad ke 7. Kalau penerapan syariah wah benar-benar kembali ke jaman cdulu. Du.u orang dimasjid tidak pakai pengeras suara, berarti kalau pengeras suara di masjih harus dicopot. Dulu, gelar haji tidak pernah dipakai, sekarang malah dipakai untuk membanggakan diri.
BalasHapus